Sabtu, 19 Oktober 2013

Sahabatku



SAHABAT
Semakin hari yang ku rasakan semakin suram. Aku dan sahabatku sedang bertengkar akibat kesalah pahaman. Ia mengira aku sudah tidak memperhatikannya lagi dan aku sudah tidak menganggapnya sebagai sahabat. Padahal aku sama sekali tidak seperti yang dia tuduhkan kepadaku. Hampir setiap hari.... Aku mengirim e-mail kepadanya. Menjelaskan bahwa aku benar benar tidak seperti apa yang dia pikirkan. Namun, semua e-mail  yang ku kirim padanya, tak ada satu pun yang ia balas. Sungguh, Aku merasa sangat tidak nyaman. Sahabatku ....menganggapku sebagai penghianat. Entah kenapa dia berfikir seperti itu padahal aku sama sekali tisak seperti yang dia pikirkan! Sungguh!
            Di saat kegundahan hatiku karena sahabatku, Aku mendapat kabar bahwa dia kecelakaan dan sekarang di rawat di rumah sakit. Aku segera datang ke rumah sakit untuk menjenguk sahabat tercintaku setelah sampai di depan kamarnya aku pun melihat wajah ibundanya sedang menangis karena anaknya terkena penyakit sesak nafas. Lalu sang ibundanya memintaku untuk mendoakan anaknya agar bisa sehat kembali dan bisa bersama sama dengan semua keluarga, teman, dan sahabat tercinta .
            Setelah beberapa hari  sahabatku pun lekas sembuh dan pada hari pertama dia sembuh aku dan teman temanku pada saat duduk di SD makan makan di sebuah rumah makan yang bisa di katakan cukup bagus. Walaupun dia sudah sehat hatiku tetap masih merasa cemas karena takut penyakit itu kambuh suatu saat. Pada saat dia minum es, Karena aku sangat kawatir tentang kondisinya yang belum di katakan sembuh total. Aku langsung berkata “ Sob, kenapa kamu minum es padahal kamu baru sembuh “.kata ku sambil merasa kawatir. Lalu dengan enaknya dia berkata “ gak papa Sob, Cuma sekali “. Setelah dengar dia berkata seperti itu aku mencoba untuk menahan dia agar tidak meminum es terlalu banyak.
            Setelah beberapa bulan kami bertengkar hanya masalah kesalah pahaman akhirnya kami pun menjadi sahabat yang rukun dan aku pun sangat bahagia karena selain kami sudah berkumpul kami dalam keadaan yang sehat dan semua itu kami lakukan agar persahabatn kami tidak rapuh hanya gara gara masalah sepele.
            Dan akhirnya kami pun jarang bertemu karena jarak yang memisahkan. Aku di perintahkan kedua orang tuaku untuk mencari ilmu sedangkan dia di perintahkan menetap di rumah. Walaupun jarak yang memisahkan kami tetapi kami pun sering berkomunikasi walaupun hanya memalui SMS ataupun telepon.
            Dua tahun berselang kami pun mersa senang karena setelah hampir dua tahun kami tidak bertemu akhirnya kami di pertemukan juga dengan keadaan yang baik. Tetapi dari raut wajah sang sahabat tercintaku ada yang membuatnya selalu memikirkan sesuatu. Setelah aku tanya dan sangat terkejutnya aku kalau setelah dia sakit ternyata sekarang ibundanya terkena tumor. Semenjak aku dengar berita tersebut aku pun turut prihatin kenapa cobaan terus bertubi tubi menimpa keluarganya tetapi kami tidak menyerah selain kami berusaha mencari jalan yang terbaik untuk ibundanya kami pun berdoa memohon kepada ALLAH SWT agar memberi kesehatan kepada ibundanya yang tercinta.
            Karena sekarang jarak jauh, Aku pun hanya bisa membantu dengan mendoakan saja tidak bisa dengan fisik. Aku pun lebih terkejut pada saat dia memberitahuku kalau tidak lama kemudian ibundanya akan menjalani operasi. Mungkin itu yang membuatnya tidak fokus belajar untuk sekolah. Aku merasa berat ninggalin sahabat dengan kondisi seperti itu karena dia tidak punya teman yang bisa untuk mencari jalan keluar kecuali aku dan saat ini aku berada jauh dari jangkauannya.
            Jika aku bertemu lagi aku akan mengucapkan kalimat maaf kalau aku tidak bisa membantu dengan maksimal karena waktuku sekarang sedang sibuk. Aku akan berpesan “ Sob, maaf banget ya aku gak bisa bantu sekarang aku lagi ada misi yang menentukan masa depanku yaitu mencari ilmu untuk masa yang akan datang. Jadi mohon jangan menganggap aku kalau aku orangnya egois gak mau ngertiin sahabatnya sendiri tapi ini juga perintah orang tuaku Sob.
            “Kapan kapan aku ingin kalau kita rekreasi bareng temen temen SD yang juga membantu kita dulu. Tetapi jangan flashback Sob... nanti kamu ingin ketemu sama seseorang yang mungkin pernah menjadi sesosok orang yang terpenting setelah keluarga, dan sahabatmu alias sang mantan..”. Kataku dengan nada menyinggung
            “Nggak lah Sob .., Ngapain flashback kalau yang sekarang tambah lebih baik, lebih cakep dari pada yang dulu. Ntar kamunya yang flashback kan kamu sekarang masih ada rasa tuh sama anaknya......”. Balasnya dengan nada membalikkan perkataanku tadi.
            “Ya sih tapi jangan keras keras ntar ketahuan orang lain gimana ?”. Balasku dengan malu
“Ya gitu dong .., mau ngaku siapa yang flashback..., Tak bilangin anaknya gak papa ta?”. Balasnya lagi dengan merendahkan mentalku.
            “Yaudah aku nyerah hari ini aku kalah tetapi pertandingan ini masih berlanjut sampai episode selanjutnya....,, Ow ya kamu masih inget kan janji kita?”. Kataku
            “Masih lah yang kalau kita lagi marahan gak boleh lebih sampai tiga hari”. Balasnya dengan nada semangat
            Setelah itu aku berangkat les dan esok harinya terjadi peristiwa yang kami nanti yaitu aku pulang dan berkumpul dengan temen SD meskipun tidak semua bisa hadir tetapi itu sudah membuatku bahagia karena ternyata semua temanku masih ingat dan tidak sombong kepadaku juga mereka setia menunggu aku pulang . Setelah selesai akhirnya aku juga bertemu temen yang selalu membuatku tertawa,menangis,marah, dan masih banyak yang lainnya yaitu temen rumah yang bisa di katakan masih ingat dan tidak sombong. Selang beberapa hari aku harus kembali mencari ilmu.
            Walaupun kami bertemu hanya sebentar tetapi perasaan kami sudah puas karena kami bisa di temukan kembali meskipun masih ada rasa kangen antara kami. Bagaimanapun rasa kangen kami tetapi kalau waktu sudah gak ada lagi kami rela asalkan tetap berkomunikasi karena aku menganggap sahabatku sebagai keluargaku sendiri. Kalau senang, sedih, ada masalah mungkin dia lah orang yang pertama yang aku curhati walaupun kadang dia tidak bisa memberi solusi yang baik. Karena kami adalah sahabat yang mungkin gak bisa lupa antara satu sama lain.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar